Dishubkominfo, Singaparna – Di balik gelombang suara yang setiap hari hadir mengudara di frekuensi 105,7 FM, ada dedikasi tanpa lelah dari sosok Supriyatno atau yang akrab disapa Mas Prie selaku Plt. Direktur Radio Purbasora.
Bukan sekadar menjaga dinamika siaran tetap berputar, Mas Prie bersama tim justru terus mencari celah dan peluang agar radio kebanggaan Kabupaten Tasikmalaya ini dapat tetap berkembang di tengah derasnya arus digital.
Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah mempererat sinergi dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, termasuk mengikuti berbagai pelatihan dan forum upgrading pengelolaan radio siaran.
Pada tahun 2024 menjadi momen yang istimewa, karena Purbasora terpilih menjadi salah satu dari dua Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) di Jawa Barat yang diundang mengikuti kegiatan Radio Akademi yang digelar di Greenforest Horison, Kabupaten Bandung Barat.
Radio Akademi KPID Jabar sendiri merupakan program pelatihan yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat. Program ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan teknis maupun non-teknis dalam bidang penyiaran radio, khususnya bagi pengelola, penyiar, hingga tim produksi di stasiun radio lokal.
Melalui kegiatan ini, peserta diajak memperdalam berbagai aspek penting mulai dari teknik produksi siaran, perencanaan program, hingga pemahaman tentang hukum dan regulasi penyiaran. Tujuan utamanya adalah mendorong para pelaku penyiaran agar dapat menghasilkan program siaran yang berkualitas, kreatif, kredibel dan sesuai dengan standar serta ketentuan yang berlaku.
“Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut, didalamnya membahas tentang arah masa depan siaran radio termasuk bagaimana sebuah stasiun radio harus adaptif mengikuti perkembangan zaman”. ungkap Mas Prie.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tapi juga momentum bagi Purbasora untuk memperluas wawasan dan memperkuat posisi sebagai media penyiaran yang profesional serta siap bersaing.
Undangan ini tentu bukan kebetulan, sebab keberadaan Radio Purbasora telah diperhitungkan oleh banyak pihak, termasuk Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) dan KPID Jabar bahkan hingga tingkat pusat.
Bagi Mas Prie, ini adalah sebuah kepercayaan yang tak dapat dianggap remeh – tapi justru menjadi pemacu untuk terus berupaya mempertahankan, sekaligus meningkatkan mutu siaran, sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.
Selain Radio Akademi, LPPL Radio Purbasora juga aktif mengikuti berbagai Diklat yang diadakan oleh Persatuan Radio LPPL se-Jawa Barat maupun nasional. Namun dalam memilih kegiatan pengembangan ini, tentu ada pertimbangan matang yang tak dapat diabaikan, terutama soal jarak dan akomodasi. Mulai dari kegiatan yang digelar di Cisarua, Bogor hingga yang lebih jauh seperti di Bali. “Semuanya dipertimbangkan dengan bijak agar pengembangan tetap berjalan tanpa mengorbankan stabilitas operasional harian.”, imbuhnya.
Bagi Mas Prie dan tim, mempertahankan eksistensi radio di tengah persaingan media digital saat ini bukan perkara mudah. Namun mereka percaya, langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten adalah kunci untuk bertahan, berkembang, dan terus dipercaya oleh masyarakat.*