ENERGI BERSIH TASIKMALAYA: POTENSI BESAR YANG PERLU DISADARI

Oleh: Satya Laksana (Perencana Ahli Muda Bappelitbangda Kabupaten Tasikmalaya)

Di Jawa Barat, pembangunan tidak selalu tumbuh seimbang. Sering kali, sorotan tertuju pada kawasan utara dan tengah—penyangga Ibu Kota Negara dan Ibu Kota Provinsi—sementara kawasan selatan, termasuk Kabupaten Tasikmalaya, masih menghadapi tantangan besar dalam infrastruktur dasar. Salah satu contohnya adalah ketimpangan dalam akses energi: jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di bagian utara dan tengah, rasio elektrifikasi di wilayah selatan Jawa Barat, termasuk Tasikmalaya, relatif tertinggal.

Namun di balik keterbatasan tersebut, Tasikmalaya ternyata menyimpan potensi besar dalam pengembangan energi bersih dan berkelanjutan. Dari gunung, sungai, hingga vegetasi khas daerahnya, semua menjadi sumber energi yang selama ini belum tergarap optimal.

Kita mulai dari Gunung Galunggung, sebuah ikon alam Tasikmalaya yang ternyata menyimpan cadangan energi panas bumi. Pada tahun 2013, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan penugasan kepada PT Energy Kinan Internasional untuk melakukan survei pendahuluan dan eksplorasi potensi panas bumi di wilayah seluas 67.420 hektare, yang mencakup Kabupaten dan Kota Tasikmalaya¹. Ini adalah peluang besar yang sudah terpetakan secara legal dan administratif, namun hingga kini belum terwujud secara nyata.

Selain panas bumi, potensi energi air juga sangat menjanjikan. Kabupaten Tasikmalaya dilalui dua Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni Citanduy dan Ciwulan, lengkap dengan anak-anak sungai yang curam dan deras. Kondisi ini sangat ideal untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Salah satu contoh nyatanya ada di Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, di mana aliran sungai dimanfaatkan untuk membangun PLTMH yang digunakan untuk penerangan jalan dan rencananya mendukung pertanian hidroponik². Ini adalah bentuk nyata energi bersih yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

Masih dari sumber daya lokal, Tasikmalaya juga menyimpan potensi besar untuk pengembangan biomassa. Di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI), bersama Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Kementerian Pertanian, mengembangkan ekosistem biomassa berbasis kerakyatan. Program ini melibatkan masyarakat dalam menanam dan mengelola 30.000 pohon indigofera di atas lahan seluas 30 hektare. Biomassa ini nantinya digunakan sebagai bahan bakar co-firing untuk PLTU³. Pendekatan ini tidak hanya mendukung transisi energi, tapi juga memberdayakan ekonomi desa secara langsung.

Sayangnya, potensi-potensi ini belum menjadi bagian dari kesadaran kolektif masyarakat dan pemerintah daerah. Energi memang merupakan kewenangan utama pemerintah pusat dan sebagian provinsi. Namun, tanpa kesadaran lokal, bagaimana mungkin potensi ini bisa diperjuangkan ke tingkat kebijakan yang lebih tinggi?

Membangun kesadaran tentang pentingnya energi bersih dan potensi yang dimiliki bukan hanya tugas teknokrat. Ia adalah tugas bersama—mulai dari warga desa, aktivis muda, hingga pemerintah kabupaten. Salah satu langkah awalnya adalah dengan memetakan, mempromosikan, dan menyuarakan potensi energi yang dimiliki Tasikmalaya kepada pemerintah provinsi, pusat, serta mitra swasta atau investor yang potensial.

Kita tentu tidak ingin ada desa-desa di Kabupaten Tasikmalaya yang masih gelap, sementara potensi sumber energi bersih mengalir di sekitarnya. Kita juga tidak ingin tertinggal saat dunia sedang bertransisi ke arah energi terbarukan dan rendah karbon. Justru Tasikmalaya, dengan lanskap alamnya yang kaya, bisa menjadi bagian dari solusi—bukan hanya bagi wilayah sendiri, tetapi bagi ketahanan energi Jawa Barat di masa depan.

Transisi energi bukanlah isu global semata. Ia adalah gerakan lokal, yang dimulai dari menyadari apa yang kita miliki, kemudian bersama-sama menjaga dan mengembangkannya. Jika energi bersih adalah masa depan, maka Tasikmalaya sudah memiliki fondasinya. Tinggal bagaimana kita menyadari dan memperjuangkannya—mulai hari ini.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *