DERETAN INOVASI CERDAS KABUPATEN TASIKMALAYA DALAM MENCEGAH STUNTING SEJAK DINI

Dishubkominfo, Singaparna – Guna memperkuat komitmen daerah terhadap percepatan pencegahan dan penurunan stunting, Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya bersama Tim Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Pemantauan Program Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Semester 1 Tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 22 April 2025 di Op.room Setda Kabupaten Tasikmalaya.

Acara tersebut diisi dengan presentasi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan,  Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Tasikmalaya, Rudi Sonjaya, didalamnya memaparkan berbagai inovasi daerah sebagai bentuk intervensi percepatan penurunan stunting. Berbagai program unggulan telah digagas dan dilaksanakan di sejumlah wilayah dengan melibatkan lintas sektor, perangkat daerah, serta komunitas lokal.

Salah satu inovasi unggulan adalah Jas Dolis Payung (Asupan Gizi dan Sanitasi Dokter Spesialis Mapay Kampung) yang berhasil meraih penghargaan dalam Kompetisi Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2023. Melalui program ini, ibu hamil dan balita dengan status kurang gizi diberikan makanan tambahan lokal yang bergizi seimbang selama 90 hari, disertai edukasi gizi dan demo masak MP-ASI. Selain itu, keluarga stunting juga mendapat bantuan stimulan sarana sanitasi dari toko bangunan terdekat.

Inovasi lainnya adalah SMART (Satuan Tugas Bersama Rangers Anti Stunting) yang dibentuk di tingkat Puskesmas. Tim ini bertugas secara holistik dengan melibatkan kecamatan, desa, BKKBN, Polsek, Koramil, MUI, serta sektor pendidikan untuk menciptakan sinergi kerja yang komprehensif dalam menangani faktor multifaktorial penyebab stunting.

Kabupaten Tasikmalaya juga melakukan replikasi program ‘Sijimat’ hasil kerja sama dengan Water  Org – di Kecamatan Cipatujah. Sementara itu, ‘Tabel Camat Banting Bata’ digunakan di Desa Tanjungmekar, Kecamatan Jamanis, untuk memudahkan pemantauan berat badan dan tinggi badan balita secara cepat.

Di Desa Gunungsari, ada program MESAT (Menu Sehat Atasi Stunting) memberikan makanan bergizi berbahan lokal seperti ikan selama tiga bulan, disertai pencatatan dan pemantauan pertumbuhan balita. Beberapa inovasi kreatif juga dilaksanakan, seperti LAITING (lele atasi stunting), BUNTING (burayak atasi stunting), dan PUTING (puding daun kelor).

Selain itu, ada inovasi DAKU PENTING (Daun Kelor untuk Pencegahan Stunting) dikembangkan pada Kecamatan Karangjaya melalui kolaborasi Kampung KB dan TPK di desa-desa. Di Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, hadir pula program Pajero Kuning (Pakalongan Jero Stunting) berupa pemberian makanan tambahan bagi anak-anak.

Upaya penanganan stunting juga menyasar remaja dan calon pengantin, seperti yang dilakukan Kementerian Agama  melalui program Bimbingan Perkawinan Pra Nikah. Sementara itu, kerja sama dengan PT Indofood menghasilkan inovasi ‘Kaka Asuh Stunting’ yang memberi bantuan MP-ASI fortifikasi di dua lokus stunting.

Untuk mendukung pendataan dan pemetaan, Kabupaten Tasikmalaya juga mengembangkan aplikasi IMAH GIZI, sistem pelaporan berbasis Android yang dapat dimanfaatkan untuk penentuan bantuan sosial dan sistem rujukan kesehatan oleh pemerintah desa.

Tak ketinggalan, program berbasis masyarakat seperti Terlember (Ternak Lele Dalam Ember) dan MASBROO (Rumah Sehat Bebas Asap Rokok) ikut mendukung perubahan perilaku dan ketahanan pangan keluarga.

Salah satu bentuk partisipasi masyarakat yang luar biasa terlihat dalam Program Inklusi Aisyiyah yang menyentuh banyak aspek mulai dari pelatihan HKSR remaja, layanan konseling dan gizi, hingga pendampingan kebun gizi. Hasil kebun tersebut didistribusikan kepada anak stunting, penyandang disabilitas, dan lansia, dengan pengelolaan lahan yang melibatkan anggota masyarakat secara aktif.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *