Dishubkominfo, Singaparna - Di tengah derasnya arus digitalisasi yang melaju tanpa kenal jeda, Radio Purbasora atau Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) milik Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dihadapkan pada tantangan besar agar tetap relevan di hati pendengar. Tidak hanya sekadar bertahan, radio yang mengudara di frekuensi 105,7 FM ini diharapkan mampu bertransformasi dan terus menjadi rujukan utama dalam menyampaikan informasi resmi dari pemerintah daerah kepada masyarakat.
Menurut pandangan salah satu tokoh penggagas yang memprakarsai pembentukan RSPD menjadi LPPL yakni Abdul Naseh atau yang akrab disapa Anes. Dalam menghadapi sebuah era digitalisasi itu harus diikuti, bukan ditentang, terutama dalam konteks penyiaran publik.
“Tuntutan era digital itu harus kita ikuti, tidak boleh monoton dan stagnasi. Kalau tidak mengikuti, ya kita bakal ketinggalan zaman,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya pada Senin (14/4/2025).
Beliau juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Radio Purbasora. Menurutnya, SDM yang bergerak di dunia penyiaran, terutama di lembaga milik pemerintah, harus memiliki intelektual yang adaptif dan peka terhadap fenomena perkembangan zaman.
“Harus dipaksa, ditekan, didorong supaya SDM-nya mau berkembang. Era baru itu tidak datang dua kali, mumpung sekarang ada kesempatan, ya ikuti saja. Saya juga mengimbau ke Pak Kadis, Kabid, penyiar, dan rekan-rekan lainnya, ayo ikutin akselerasi digital,” tegasnya.
Ia pun mengingatkan bahwa keberlangsungan radio seperti Purbasora tidak dapat disamakan dengan media swasta yang bertumpu pada iklan, apalagi di tengah persaingan platform digital yang semakin masif.
“Sekarang iklan di radio itu udah kalah sama TV, bahkan online lebih mendominasi. Selling direct aja sekarang udah gampang banget lewat platform digital. TV, radio, koran, semua sudah banyak yang mati. Paling tidak, radio masih eksis di mobil-mobil buat menemani perjalanan. Nah, mumpung Radio Pemda ini masih didanai oleh APBD, manfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Namun lebih dari sekadar bertahan, ia berharap Radio Purbasora terus bisa menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah daerah dan masyarakat. Hal itu karena salah satu tugas penting radio pemerintah menurutnya adalah menciptakan citra positif melalui berbagai program siaran.
“Kalau citra negatif sih, nggak usah dicari juga banyak. Justru radio punya peran untuk meng-counter berita-berita negatif di masyarakat. Wartawan radio harus peka, kalau ada isu buruk, harus bisa langsung klarifikasi dengan sumber yang ahli, jangan klarifikasi sendiri jika bukan ahlinya,” jelasnya.
Tanggung jawab LPPL Purbasora tidak berhenti sampai disana. Ia juga menekankan bahwa radio pemerintah harus menjadi media yang konsisten dan terpercaya dalam menyampaikan informasi dari pemerintah daerah, karena kesalahan sekecil apa pun dalam siaran bisa berdampak fatal.
“Kalau salah siar atau salah ngomong, apalagi itu live, efeknya bisa panjang. Sama seperti media cetak, satu salah ketik aja bisa bikin gaduh. Jadi LPPL harus tetap pegang teguh kebijakan pemerintah daerah dan jaga konsistensi,” jelasnya.
Ia juga berharap agar pemerintah daerah tidak lepas tangan dalam mendukung keberlangsungan Radio Purbasora, baik dari sisi angagran maupun moril. Dukungan semacam ini menurutnya penting agar LPPL tetap kuat dan mampu menjalankan fungsinya sebagai corong pembangunan daerah.
“Pemerintah daerah juga harus memperhatikan kesejahteraan para kru, memberikan support pribadi maupun moril, bahkan melakukan evaluasi ke pendengar tentang bagaimana kualitas siaran LPPL ini,” tambahnya.
Tak lupa, ia menyampaikan harapannya untuk para pendengar setia Purbasora, atau yang akrab disapa kanca Purbasora. Baginya, komunitas pendengar ini bukan hanya mitra, tapi juga bagian penting dalam ekosistem Radio Purbasora.
“Kanca Purbasora itu udah seperti keluarga, selalu hadir di setiap momen, jadi mohon komunikasi timbal baliknya selalu dipelihara. Jangan hanya untuk hiburan, tapi juga sampaikan kritik dan saran yang kondusif tentang program-program siaran, supaya kita tahu mana yang digemari dan bermanfaat,” ucapnya.
Terakhir, ia berharap Radio Purbasora tetap eksis di masa depan, tak peduli siapa pun pengelolanya nanti. Ia ingin radio kebanggaan Kabupaten Tasikmalaya ini terus berkembang, diisi oleh insan penyiaran yang profesional, kredibel, dan siap menghadapi tantangan zaman. “Mudah-mudahan kanca Purbasora dan kru LPPL dapat terus bertahan dan meningkatkan kualitas siaran. Hari ini, esok, hingga masa yang akan datang,” pungkasnya.***